Aku
tulis dan rekam saat beliau menyampaikan kuliahnya. Don’t worry guys,
substansi dan materinya ku upayakan se-original mungkin dengan opini dan
gaya ku menulis. Tidak ada yang dilebih-lebihkan.
Sebagai perkenalan singkat, kami disuguhkan sebuah video yang menjelaskan beberapa perusahaan yang telah dimiliki beliau hingga saat ini. Jumlahnya banyak, lebih dari 100 perusahaan, di antaranya adalah Global TV, MNC TV, RCTI, Okezone.com, Indovision. Usahanya dimulai dengan jumlah karyawan 1 orang, yakni dirinya sendiri hingga akhirnya saat ini berkembang dan mempekerjakan kurang lebih 30.000 karyawan.
Memulai pidatonya, beliau sampaikan maaf, ungkapan rasa bersalah akibat terlambat hampir 1 jam. “Salah satu kunci keberhasilan bagi seorang enterpreneur adalah disiplin waktu”, itu prinsip yang berusaha terus saya jalankan, maka saya minta maaf, sambutnya tegas. Ini awalan yang baik menurutku, tidak peduli dia orang besar, kalau salah, yah harus minta maaf. Ini juga sudah jarang kita temui, kebanyakan kita walaupun sudah terlambat, tapi masih berani berlenggang tanpa maaf. Indispliner.
Visi, Kualitas dan Kecepatan. Ini filosofi kerja beliau dan yang diterapkan dalam perusahaan.
Dalam KBBI, visi diartikan sebagai pandangan atau wawasan ke depan. “Orang yang paling malang di dunia adalah orang yang tujuan hidupnya tidak jelas”, jelasnya. Cita-cita harus jelas, kita mau berkarier di bidang apa. Pernyataan ini membuatku kalah telak. Secara tidak sadar, mungkin aku sedang ada dalam kelompok ini. “Visi yang jelas membuat kita fokus pada tujuan”. Bahkan lebih dari itu, seluruh potensi terbaik dari diri akan diberikan demi visi. Saat orang bekerja terlalu santai, kemungkinan besar dia sedang tidak ada target, tidak ada tujuan yang jelas. Jadi bagi generasi muda, penting untuk mengetahui dari sekarang kelak ingin menjadi apa. Pepatah mengatakan “Jika kita gagal berencana, maka sebenarnya kita juga sedang merencanakan kegagalan”. “Kebanyakan dari apa yang saya perhatikan, banyak orang karena tidak punya tujuan karier yang jelas, akhirnya dia coba kerja ke perusahaan A sekian tahun, merasa tidak cocok. Coba lagi ke B sekian tahun, juga kurang cocok. Tanpa sadar, umurnya sudah menjadi semakin tua, 60 tahun dan belum menjadi apa-apa. Selagi masih muda, tentukan tujuan karir kita dari sekarang”, pungkasnya. Masih muda, masih berstamina, pemberani.
Berikutnya Speed atau kecepatan. “Kita sudah hidup dalam kompetisi bebas. Harus kerja cepat, kerja cerdas. Beliau menjelaskannya dengan contoh. Beliau punya 2 orang karyawan. Sebut mereka Lelet dan Ligat (nama samaran). Si Lelet sudah bekerja 15 tahun, si Ligat bekerja baru 2 tahun. Pada saat beliau memberikan tugas. Si Lelet berulang kali melakukan kesalahan sehingga harus berulang kali memperbaiki hingga memakan waktu 3-4 jam, sedangkan si Ligat, dalam waktu 1 jam sudah kembali dengan hasil kerja yang memuaskan. Pada saat ada promosi untuk satu posisi jabatan, maka otomatis si Ligat yang akan dipromosikan. Kecepatan dalam hal ini tentunya tidak mengabaikan aspek ke 3 yakni kualitas. Mendengar ini, aku jadi teringat dengan pernyataan salah satu dosen favoritku. “Kalau cuma kerja keras, kerbo di sawah pun juga kerja keras dek, smartwork dong, kerja cerdas tidak cukup cuma kerja keras”. Seperti disuruh menelan daun pepayah muda, pahit rasanya, tapi bermanfaat.
Kualitas. Karier kita bisa lebih bagus kalau kita berkualitas. Orang yang hidupnya berkualitas, pasti lebih rajin, lebih disiplin, semangat tinggi, positive thinking, pantang menyerah. Harus rendah hati dan mau terus intropeksi diri, kekurangannya apa dan lebih cepat maju dibandingkan orang yang sulit menerima saran. Menganggap diri sudah banyak tahu, awal kehancuran. Ini penting. Sangat penting. Perlu upaya untuk mendukung kesuksesan tersebut, salah satunya membagi waktu. Rela untuk jam tidurnya berkurang, mungkin hanya 4-5 jam sehari. Itu konsekuensi, pungkasnya”. “Banyak orang ingin, mau sesuatu, punya tujuan besar, tapi tidak mau ikut prosesnya. Maunya banyak, tapi ikut prosesnya tidak mau”, tambahnya. Ibaratnya kita mau Cumlaude, tapi tidak mau belajar. Be consistent. Jika kita dipercayakan mengerjakan sesuatu, kerjakan lah dengan cepat dan berkualitas.
Sukses perlu proses, tidak ada sukses yang instan, tapi tidak sepenuhnya bergantung dengan waktu. Siapa cepat dan berkualitas bisa lebih cepat sampai tujuan. Mustahil orang bisa sukses jika tidak melakukan bagian untuk bisa sukses, tidak mau bayar harga. Sukses memang di tangan Tuhan, tapi kita harus lakukan bagian kita.
Di masa muda kita harus produktif. Konsisten mengerjakannya, bukan menggebu di awal saja dan dibutuhkan Endurance (daya tahan) untuk bisa melewati masa-masa tersulit saat diproses. Bertahan sampai akhir. Sebab yang terpenting bukan bagaimana mengawalinya tapi bagaimana mengakhirinya. Hal yang bisa kita kerjakan mulai sekarang mendisiplinkan diri dalam waktu.
Note :1. Bagi yang sudah baca, boleh dong minta pendapat kamu. Definisikan arti sukses dalam tiga kata. Terimakasih
Sebagai perkenalan singkat, kami disuguhkan sebuah video yang menjelaskan beberapa perusahaan yang telah dimiliki beliau hingga saat ini. Jumlahnya banyak, lebih dari 100 perusahaan, di antaranya adalah Global TV, MNC TV, RCTI, Okezone.com, Indovision. Usahanya dimulai dengan jumlah karyawan 1 orang, yakni dirinya sendiri hingga akhirnya saat ini berkembang dan mempekerjakan kurang lebih 30.000 karyawan.
Memulai pidatonya, beliau sampaikan maaf, ungkapan rasa bersalah akibat terlambat hampir 1 jam. “Salah satu kunci keberhasilan bagi seorang enterpreneur adalah disiplin waktu”, itu prinsip yang berusaha terus saya jalankan, maka saya minta maaf, sambutnya tegas. Ini awalan yang baik menurutku, tidak peduli dia orang besar, kalau salah, yah harus minta maaf. Ini juga sudah jarang kita temui, kebanyakan kita walaupun sudah terlambat, tapi masih berani berlenggang tanpa maaf. Indispliner.
Visi, Kualitas dan Kecepatan. Ini filosofi kerja beliau dan yang diterapkan dalam perusahaan.
Dalam KBBI, visi diartikan sebagai pandangan atau wawasan ke depan. “Orang yang paling malang di dunia adalah orang yang tujuan hidupnya tidak jelas”, jelasnya. Cita-cita harus jelas, kita mau berkarier di bidang apa. Pernyataan ini membuatku kalah telak. Secara tidak sadar, mungkin aku sedang ada dalam kelompok ini. “Visi yang jelas membuat kita fokus pada tujuan”. Bahkan lebih dari itu, seluruh potensi terbaik dari diri akan diberikan demi visi. Saat orang bekerja terlalu santai, kemungkinan besar dia sedang tidak ada target, tidak ada tujuan yang jelas. Jadi bagi generasi muda, penting untuk mengetahui dari sekarang kelak ingin menjadi apa. Pepatah mengatakan “Jika kita gagal berencana, maka sebenarnya kita juga sedang merencanakan kegagalan”. “Kebanyakan dari apa yang saya perhatikan, banyak orang karena tidak punya tujuan karier yang jelas, akhirnya dia coba kerja ke perusahaan A sekian tahun, merasa tidak cocok. Coba lagi ke B sekian tahun, juga kurang cocok. Tanpa sadar, umurnya sudah menjadi semakin tua, 60 tahun dan belum menjadi apa-apa. Selagi masih muda, tentukan tujuan karir kita dari sekarang”, pungkasnya. Masih muda, masih berstamina, pemberani.
Berikutnya Speed atau kecepatan. “Kita sudah hidup dalam kompetisi bebas. Harus kerja cepat, kerja cerdas. Beliau menjelaskannya dengan contoh. Beliau punya 2 orang karyawan. Sebut mereka Lelet dan Ligat (nama samaran). Si Lelet sudah bekerja 15 tahun, si Ligat bekerja baru 2 tahun. Pada saat beliau memberikan tugas. Si Lelet berulang kali melakukan kesalahan sehingga harus berulang kali memperbaiki hingga memakan waktu 3-4 jam, sedangkan si Ligat, dalam waktu 1 jam sudah kembali dengan hasil kerja yang memuaskan. Pada saat ada promosi untuk satu posisi jabatan, maka otomatis si Ligat yang akan dipromosikan. Kecepatan dalam hal ini tentunya tidak mengabaikan aspek ke 3 yakni kualitas. Mendengar ini, aku jadi teringat dengan pernyataan salah satu dosen favoritku. “Kalau cuma kerja keras, kerbo di sawah pun juga kerja keras dek, smartwork dong, kerja cerdas tidak cukup cuma kerja keras”. Seperti disuruh menelan daun pepayah muda, pahit rasanya, tapi bermanfaat.
Kualitas. Karier kita bisa lebih bagus kalau kita berkualitas. Orang yang hidupnya berkualitas, pasti lebih rajin, lebih disiplin, semangat tinggi, positive thinking, pantang menyerah. Harus rendah hati dan mau terus intropeksi diri, kekurangannya apa dan lebih cepat maju dibandingkan orang yang sulit menerima saran. Menganggap diri sudah banyak tahu, awal kehancuran. Ini penting. Sangat penting. Perlu upaya untuk mendukung kesuksesan tersebut, salah satunya membagi waktu. Rela untuk jam tidurnya berkurang, mungkin hanya 4-5 jam sehari. Itu konsekuensi, pungkasnya”. “Banyak orang ingin, mau sesuatu, punya tujuan besar, tapi tidak mau ikut prosesnya. Maunya banyak, tapi ikut prosesnya tidak mau”, tambahnya. Ibaratnya kita mau Cumlaude, tapi tidak mau belajar. Be consistent. Jika kita dipercayakan mengerjakan sesuatu, kerjakan lah dengan cepat dan berkualitas.
Sukses perlu proses, tidak ada sukses yang instan, tapi tidak sepenuhnya bergantung dengan waktu. Siapa cepat dan berkualitas bisa lebih cepat sampai tujuan. Mustahil orang bisa sukses jika tidak melakukan bagian untuk bisa sukses, tidak mau bayar harga. Sukses memang di tangan Tuhan, tapi kita harus lakukan bagian kita.
Di masa muda kita harus produktif. Konsisten mengerjakannya, bukan menggebu di awal saja dan dibutuhkan Endurance (daya tahan) untuk bisa melewati masa-masa tersulit saat diproses. Bertahan sampai akhir. Sebab yang terpenting bukan bagaimana mengawalinya tapi bagaimana mengakhirinya. Hal yang bisa kita kerjakan mulai sekarang mendisiplinkan diri dalam waktu.
Note :1. Bagi yang sudah baca, boleh dong minta pendapat kamu. Definisikan arti sukses dalam tiga kata. Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar