Kantong plastik : Sampah sulit terurai

Saat belanja di Supermarket...
Cashier   :   Ini mbak, plastiknya
Aku        : Maaf mbak. Saya pegang aja, gak apa-apa.
Cashier   : “Oh”, sambil mengerutkan dahi

Beberapa kali sudah kuterapkan. Mungkin dianggap tidak menghargai, ku pikir tak apalah. Hanya tidak ingin limbah plastik semakin menumpuk. Kalau aku belum bisa mengolahnya, setidaknya jangan menambahi limbah. Selagi barang yang kita beli sedikit dan masih bisa dipegang, apalagi jika akan langsung dikonsumsi, yah pegang saja. Heran, terkadang ukuran kantong plastik terlalu besar dibandingkan barang yang dibeli, belum lagi didobel dua kantong plastik, agar tidak bocor, katanya. Ini pemborosan. Lebih lagi, ada masalah yang lebih krusial dari sekedar pemborosan, yakni sulitnya bahan plastik untuk terurai.
Jika yang pakai kantong plastik hanya aku dan keluarga, it’s okay. Nah, masalahnya tetanggaku juga menggunakan plastik, satu kecamatanku pakai plastik. Lengkapnya, sekitar 235 juta penduduk Indonesia menggunakan kantong plastik setiap harinya.
Kita tahu bahwa limbah plastik yang sulit terurai menimbulkan efek negatif bagi kesuburan tanah, selain itu plastik juga jadi penyumbang utama untuk sampah yang seringkali dibuang sembarangan, menyumbat saluran air, dan menimbulkan banjir.
Kantong plastik yang hanya satu kali pakai dan belum kotor, jangan langsung dibuang. Masih bisa dipakai untuk berikutnya, hindari pemakaian kantong plastik secara berlebihan, ini cara termudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi limbah. Jika kita belum sanggup untuk mengolahnya menjadi benda bernilai guna, setidaknya kita tidak ikut-ikutan mencemari lingkungan. Mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang.